Kamis, 21 April 2011

ganteng itu bukan jaminan

kenapa mesti judulnya seperti itu? mungkin aku dah trauma kali ya ma orang ganteng. karena dulu aku punya kisah yang menarik selama hidup aku. ingin sih cerita ini aku abadikan ke dalam suatu film yang nantinya diputar dibioskop. hahaha ngarep... tapi kisah ini beneran terjadi dalam hidupku.

waktu itu aku kelas 4 sd. saat kecil aku sama sekali tidak menonjol. aku suka diam diri. berteman aja asal temen. ga bisa lewat kata memang aslinya dulu aku jelek, ndut, wahh pokonya yang jelek jelek hehe sampai sekarang juga sih. ^o^ tapi saat itu aku pertama kalinya melihat cowok yang ganteng banget. umurnya 9 tahun diatas aku. entah kenapa setiap melihat dia jantungku berdetak dengan kenceng. dia tetangganya temanku. mulai dari itu aku tiap hari kerumah temenku. tiap hari selalu bolak balik lewat depan rumahnya. ada gitu sehari sampai 7 kali. diumuran segitu cintaku udah mengebu b-gebu wuuiihhh... mungkin karna masih anak anak jadi hormon aku terlalu tinggi, untuk menjadi pejuang cinta. ga pernah berfikir akibatnya kayak apa tapi yang aku tahu saat itu gimana caranya aku agar bisa melihat dia. ehmmm aku dah mulai mencari tahu soal dia. namanya rina wahh blak blakan ajah dah.. biarin dah klo ada orang yang membaca ini kenal sama dia. ok.. namanya rina, cantik bukan namanya? tapi dia asli laki laki. sumpah ya allah sampai sekarang dia adalah orang yang paling manis, ganteng, cakep, imut selama aku kenal laki laki. selama ini ga da yang bisa menandingin kesempurnaan dia. kembali ke topik masalah. aku memanggilnya mas rina. dia seperti malaikat.sampai saat ini dia adalh malaikat. aku yang masih mengenakan baju merah putih sudah memberikan seluruh hatinya pada seorang lelaki yang sama sekali ga mungkin untuk didapatkan. saat itu aku beraniin buat menulis surat cinta. namun, teryata aku malahan jadi bahan lelucon teman2 dia dan teman2ku. saat itu tampak buruk sekali. dia cuma bilang."ah dasar anak kecil" kata kata itu menyakitkan sekali buat ku. semenjak saat itu sikapnya bila ketemu aku sangat sadis sekali. matanya yang dingin. sikapnya yang cuek. dan seakan mas rina itu membenci aku. aku pasrah, dan aku tetap aja mungkin begini. menjadi seorang fans saja. tetap bisa melihat dia, membayangkan dia, dan menghayalkan dia. mas rina tetap menjadi pohon besar yang ada dihatiku. gak tahu sampai kapan aku bisa mengamatinya. sampai dengar2 dari orang2 bahwa mas rina itu gay'. aku shock berat, dan mulai membenci mas rina. waktu berpapasan saja aku cuek berat, biasanya aku selalu mengamatinya dengan senyuman kecil meski juga dia ga memperhatikan aku. palagi aku cuek, ga da ruginya juga buat dia. toh dia juga ga ngeliatin aku. sampai tiba waktunya aku ga sengaja bertemu sama mas rina dipertandingan volley. aku ga sadar teryata dia duduk disampingku. awalnya sih ingin cuek, tapi hatiku tetep ga bisa menahan bahwa aku ingin melihat mas rina. lama kelamaan akhirnya aku sendiri sadar betapa aku begitu masih mencintai mas rina. saat itu aku tak kuasa menahan untuk tidak mengamati dia yang duduk disebelah aku yah masih jarak 1 meter.. dia senyum dia berbicara dia ketawa itu masih terekam baik dimemori otakku. aku benar benar sudah masuk kedalam mantra mas rina. ga penting mo dia gay mo dia apa aku masih akan tetap mencintainya. dan diam diam mengamatinya. sampai denger dia pergi ke jakarta untuk waktu yang lama. dia tiba tiba hilang. dan aku ga bisa lagi mengamatinya. kerinduanku yang amat besar dengan dia hanya bisa aku tuangkan kedalam buku diary.3 tahun lamanya aku terus menunggu mas rina. terus berdoa agar bisa mengamatinya saja karena itu sudah cukup daripada aku tidak bisa melihat dia. 3 tahun itu waktu yang lama sekali waktu untuk aku tumbuh menjadi perempuan. mas rina kapan kamu akan pulang? itu adalah kata kata yang sering muncul didiary aku. sampai saat aku kelas 3 smp. aku terkejut setengah mati ga sengaja melihat dia sama teman2nya berkumpul. aku bahagia sekali bisa mengamati dia. selalu bahagia sekali. sampai dengar dari temenku bahwa mas rina akan balik lagi kejakarta. aku sudah mau drop. aku takut akan kehilangan dia lagi. akhirnya tanpa pikir panjang aku ... (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar